LOKASI WISATA ZIARAH " MAKAM KI AGENG TARUB ( JOKOTARUB ) " KURANG LEBIH 12 KM KE ARAH TIMUR DARI KOTA PURWODADI, TEPATNYA DI DESA TARUB, KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN.

Kamis, 04 Maret 2010

HARI JADI KABUPATEN GROBOGAN KE 284 TAHUN 2010 DI MAKAM KI AGENG TARUB



Tepatnya hari Kamis Legi tanggal 04 Maret 2010 Pemerintah Kabupaten Grobogan memperingati hari jadi Kabupaten Grobogan ke 284, dengan segala kesederhanaan di lokasi makam KI Ageng Tarub juga melakukan peringatan hari jadi tersebut dengan diadakanya acara Dzikir bersama yang diawali oleh KRT. HM Sutirto Hadinagoro selanjutnya dipimpin oleh sang juru kunci makam KI Ageng Tarub KRT. Astono Adipuro Setelah dilakukan Dzikir bersama



dilanjutkan dengan acara Tabur bunga



kemudian baru acara Wilujengan yang sangat sederhana







yang di hadiri oleh Kanjeng Raden Tumenggung ( KRT ) HM. SUTIRTO HADINAGORO selaku Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Grobogan beserta rombongan dan juga dihadiri oleh beberapa Pejabat dari Perum Perhutani KPH. Purwodadi antara lain Rahadian Iskarimanto SE ( Kepala Tata Usaha ), Agus Sutikno SH ( Kepala Urusan Umum ), Sugiharto ( Kepala Urusan Keuangan ) dan KRT. Priyohadinagoro ( Priyono, Kepala Urusan SDM ).
Sebelum Rombongan DPR beranjak dari lokasi makam KRT. HM. Sutirto Hadinagoro sempat berbincang- bincang dengan beberapa pejabat dari Perum Perhutani KPH. Purwodadi yang intinya Bagaimana kita melestarikan warisan Leluhur ini.

Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan di lokasi makam Ki Ageng Tarub yang di Pandegani oleh Kadus Tarub Bapak Darodji dan Sang Juru Kunci KRT. Astono Adipuro yang dibantu oleh para Alim Ulama serta Tokoh masyarakat Desa Tarub yang masih memiliki kepedulian terhadab Warisan Luhur dari para Leluhur umumnya dan Ki Ageng Tarub Kususnya sehingga Makam Ki Ageng Tarub nampak semakin ramai oleh para Peziarah.
Inilah sosok Kadus Tarub bpak Darodji dan Sang Juru Kunci KRT. Astono Adipuro.


1 komentar:

  1. Memang benar, bahwa warisan budaya leluhur ini sangat penting untuk dilestarikan dan diagungkan.. Bukan untuk dijadikan sebagai kultus, namun kita bisa mengambil suri tauladan dari budaya leluhur kita ini. Mengapa? Ya, sebab setiap langkah kita dalam menapak kehidupan ini agar kita tetap berada di jalur yang benar, disamping ajaran agama yang kita anut masing2, terdapat ajaran terpuji dari para leluhur kita yang telah melakukan laku baik secara mikrokosmos maupun makrokosmos. Bila menurut guru ESQ( Emotional Spiritual Quotient ) disebut Inner Journey (Perjalanan ke dalam diri pribadi) dan Outer Journey (Perjalanan ke alam semesta). Hal ini akan memberi bekal bagi kita, khususnya masyarakat Jawa di dalam menapak kehidupan dunia yang semakin absurd ini, dimana umat manusia lebih mengedepankan kebahagiaan fisik(harta,kekayaan) dan kebahagiaan emosional(pujian,tahta,jabatan), yang semuanya itu hanya bersifat semu dan fatamorgana belaka. Kebahagiaan sejati ada pada kebahagiaan SPIRITUAL, yaitu pada saat insan dapat bersatu dengan ZAT YANG MAHA TINGGI, SANG PENCIPTA ALAM SEMESTA, ALLAH. Jadi, sebagai manusia kita harus senantiasa ELING LAN WASPODO.

    BalasHapus